MAKALAH
EVALUASI KEBERHASILAN USAHA
KOPERASI
diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ekonomi koprasi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat
serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“ Evaluasi
Keberhasilan Usaha Koprasi”
dengan mata kuliah " Ekonomi Koprasi". Tak
lupa kami sebagai penulis mengahanturkan shalawat beserta salam kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah"
Ekonomi Koprasi", tidak lupa penulis mengucapkan banyak-banyak
terima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Ciamis, Januari 2015
Penyusu
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang dewasa dapat menjadi
anggota sebuah koperasi. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela.
Terbuka artinya anggota koperasi terbuka bagi siapa saja sesuai dengan jenis
koperasinya. Keanggotaan koperasi tidak membedakan suku, derajat maupun agama. Sukarela artinya keanggotaan koperasi tidak atas
paksaan. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Sesuai dengan
pengertian koperasi bahwa koperasi merupakan kegiatan ekonomi yang berasaskan
kekeluargaan.
Maka tujuan utama koperasi adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Dengan adanya koperasi, anggota yang membutuhkan kebutuhan pokok dapat
membeli di koperasi dengan harga yang lebih murah. Anggota yang membutuhkan
pinjaman modal usaha dapat meminjam di koperasi. Dengan demikian para anggota yang berpartisipasi di dalam koperasi dapat terbebas dari rentenir
yang meminjamkan uang dengan bunga sangat tinggi.
Partisipasi anggota merupakan faktor utama untuk menentukan keberhasilan koperasi. Semakin
tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang di terima
oleh anggota. Dalam menentukan evaluasi keberhasilannya, koperasi di tentukan oleh salah satu faktornya yaitu adanya partisipasi anggota dan partisipasi dari anggota sangat berhubungan erat
dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang di dapat oleh anggota tersebut. Dalam menentukan evaluasi keberhasilannya, koperasi tidak terlepas juga dari sisi perusahaan atau badan usaha yang menyebabkan koperasi dapat berdiri. Kelahiran
koperasi di landasi oleh pikiran sebagai usaha kumpulan
orang-orang bukan kumpulan modal pada awalnya. Oleh karena itu koperasi juga tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi
usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota.
Tujuan dari dibentuknya makalah ini yaitu
1. Untuk mengetahui
evaluasi keberhasilan dilihat dari sisi anggota
2. Untuk mengetahui
evaluasi keberhasilan dilihat juga dari sisi perusahaan
3. Untuk mengetahui
tujuan utama koperasi setelah dilihat dari kedua sisi evaluasi keberhasilannya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Evaluasi Keberhasilan Koperasi dilihat dari Sisi Anggota
1.
Efek-efek Ekonomis Koperasi
Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan
para anggotanya, yang kedudukannya sebagi pemilik sekaligus pengguna jasa
koperasi.
Motivasi ekonomi anggota sebagi pemilik akan mempersoalkan dana
(simpanan-simpanan) yang telah di serahkannya, apakah akan menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai
pengguna akan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, akan menguntungkan atau tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual/pembeli di luar koperasi.
Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi:
Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi:
Ø Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya
Ø Jika pelayanan itu di tawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang
lebih menguntungkan di banding yang di perolehnya dari pihak-pihak lain di luar
koperasi.
Berhasilnya suatu koperasi jika
dilihat dari sisi anggota, antara lain yaitu dengan partisipasi anggota tersebut
di dalam koperasi, partisipasi anggota dapat dipandang dari beberapa hal antara
lain :
A. Partisipasi dipandang dari
sifatnya
Jika dipandang dari segi
sifatnya, partisipasi dapat berupa, partisipasi yang dipaksakan (forced) dan
partisipasi sukarela (voluntary). Jika tidak dipaksa
oleh situasi dan kondisi, partisipasi yang dipaksakan (forced) tidak sesuai
dengan prinsip koperasi keanggotaan terbuka dan sukarela serta manajemen
demokratis. Partisipasi yang sesuai pada
koperasi adalah partisipasi yang bersifat sukarela (voluntary).
B. Partisipasi dipandang dari
bentuknya
Dipandang dari sifat
keformalannya, partisipasi dapat bersifat formal (formal participation) dan
dapat pula bersifat informal (informal participation). Pada koperasi kedua bentuk
partisipasi ini bisa dilaksanakan secara bersama-sama.
C. Partisipasi dipandang dari
pelaksanaannya
Dipandang dari segi
pelaksanaannya, partisipasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak
langsung. Pada koperasi partisipasi langsung dan tidak langsung dapat
dilaksanakan secara bersama-sama tergantung pada situasi dan kondisi serta
aturan yang berlaku.
Partisipasi langsung dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas koperasi (membeli atau menjual kepada koperasi), memberikan saran-saran atau informasi dalam rapat-rapat, memberikan kontribusi modal, memilih pengurus, dan lain-lain.
Partisipasi tidak langsung terjadi apabila jumlah anggota terlampau banyak, anggota tersebar di wilayah kerja koperasi yang terintegrasi, sehingga diperlukan perwakilan-perwakilan untuk menyampaikan aspirasinya.
Partisipasi langsung dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas koperasi (membeli atau menjual kepada koperasi), memberikan saran-saran atau informasi dalam rapat-rapat, memberikan kontribusi modal, memilih pengurus, dan lain-lain.
Partisipasi tidak langsung terjadi apabila jumlah anggota terlampau banyak, anggota tersebar di wilayah kerja koperasi yang terintegrasi, sehingga diperlukan perwakilan-perwakilan untuk menyampaikan aspirasinya.
D. Partisipasi dipandang dari segi
kepentingannya
Dipandang dari segi
kepentingannya partisipasi dalam koperasi dapat berupa partisipasi kontributis
(contributif participation) dan partisipasi intensif (incentif participation).
Kedua jenis partisipasi ini timbul sebagai akibat dari peran ganda anggota
sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
2.
Efek Harga dan Efek Biaya
Partisipasi anggota menentukan
keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota di pengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya : Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara
utilitarian maupun normatif.
Motivasi utilitarian sejalan
dengan kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang di maksud adalah
insentif berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien,
atau adanya pengurangan biaya dan atau di perolehnya harga menguntungkan serta
penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk
barang.
Dilihat
dari peranan anggota dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang
ditetapkan koperasi harus di bedakan antara harga untuk anggota dengan harga
untuk non anggota. Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang lebih tajam
dalam melihat peranan koperasi dalam pasar yang bersaing.
3.
Analisis Hubungan Efek Ekonomis dengan Keberhasilan Koperasi
Dalam badan usaha koperasi, laba (profit) bukanlah
satu-satunya yang di kejar oleh manajemen, melainkan juga aspek pelayanan. Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi
koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota
dengan koperasinya.
Semakin tinggi partisipasi
anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang di terima oleh anggota.
Keberhasilan koperasi di tentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi
anggota dan partispasi anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis
koperasi yaitu manfaat yang di dapat oleh anggota tersebut.
4. Penyajian dan Analisis Neraca Pelayanan
Di sebabkan oleh perubahan
kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan koperasi, terutama
tantangantantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara
kontinu di sesuaikan. Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi
meningkatkan pelayanan kepada anggotanya :
1)
Adanya tekanan persaingan dari organisasi lain (terutama organisasi non
koperasi).
2)
Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban.
Perubahan kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam
mengkonsumsi produk-produk yang di tawarkan oleh koperasi.
Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota
terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan pelayanan, koperasi
memerlukan informasi-informasi yang akan datang terutama dari anggota koperasi.
2.2. Evaluasi Keberhasilan Koperasi Dilihat dari Sisi Perusahaan
Tidak dapat di pungkiri bahwa koperasi adalah badan usaha yang kelahirannya
di landasi oleh pikiran sebagai usaha kumpulan
orang-orang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi
tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan
utamanya melayani anggota.
Ø Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya
di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya
transaksi atau di perolehnya manfaat ekonomi.
Ø Efesiensi adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan
input anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya
(Is), jika Is < Ia di sebut (Efisien). Di hubungkan dengan waktu terjadinya
transaksi/di perolehnya manfaat ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua
jenis manfaat ekonomi yaitu :
1)
Manfaat ekonomi langsung (MEL) :
MEL adalah manfaat ekonomi yang
diterima oleh anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara
anggota dengan koperasinya.
2)
Manfaat ekonomi tidak langsung (METL) :
METL adalah manfaat ekonomi yang
diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh
kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan
keuangan/pertanggung jawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan SHU
anggota.
Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota dapat di hitung
dengan cara sebagai berikut:
·
TME = MEL + METL
·
MEN = (MEL + METL) BA
Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha
(multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat di hitung dengan
cara sebagai berikut :
·
MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPU
·
METL = SHUa
Efisiensi Perusahaan / Badan Usaha Koperasi :
v Tingkat efisiensi biaya pelayanan Badan Usaha ke anggota
(TEBP) = Realisasi Biaya pelayanan / Anggaran biaya
pelayanan
(Jika TEBP < 1 berarti efisien biaya pelayanan Badan Usaha ke anggota)
v Tingkat efisiensi biaya usaha ke bukan anggota
(TEBU) = Realisasi biaya usaha / Anggaran biaya usaha
(Jika TEBU < 1 berarti efisien biaya usaha)
v Efektivitas Koperasi adalah pencapaian target output yang di ukur dengan
cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output
realisasi atau sesungguhnya (Os), jika Os > Oa di sebut efektif.
v Analisis Laporan Keuangan : Laporan keuangan koperasi selain merupakan
bagian dari system pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari
laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Dilihat
dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah
satu alat evaluasi kemajuan koperasi.
v Laporan keuangan koperasi pada dasarnya tidak berbeda dengan laporan
keuangan yang di buat oleh badan usaha lain. Secara umum laporan keuangan
keuangan meliputi :
a)
Neraca.
b)
Perhitungan hasil usaha (income statement)
c)
Laporan arus kas(cash flow)
d) Catatan
atas laporan keuangan.
e)
Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan.
Perbedaan yang pertama adalah
bahwa perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang
berasal dari anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kepada
anggota dan bukan anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan
manfaat yang di terima oleh anggota dan bukan anggota.
Perbedaan yang kedua ialah, laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari
koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi
menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu
memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan apabila perlu melakukan penilaian kembali. Dalam hal koperasi mempunyai perusahaan
dan unit-unit usaha yang berada di bawah satu pengelolaan, maka di susun
laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan.
BAB II
PENUTUP
Tujuan utama koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koperasi
memiliki peran yang besar di masyarakat. Jika banyak orang yang dapat mengambil
kemanfaatan koperasi maka ekonomi masyarakat pun akan kuat. Oleh karena itu tak
heran jika koperasi disebut sebagai tiang utama perekonomian di Indonesia. Evaluasi keberhasilan koperasi ini tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi badan usaha yang
menjalankannya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota.